10 April, 2008

Women for Peace

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) senantiasa melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang bersangkutan dengan upaya pencapaian perdamaian di segala penjuru dunia. Di Markas Besar PBB di New York, selain badan-badan utama yang formal, terdapat pula badan informal antara lain perkumpulan kaum perempuan yang tergabung dalam United Nations Delegations Women’s Club (UNDWC) yang beranggotakan para delegasi wanita, para istri Permanent Representative/wakil tetap, dan istri para diplomat dari seluruh perutusan tetap negara-negara anggota PBB.




Para istri Wakil Tetap anggota PBB dan panitia acara berkumpul di atas panggung

Sebagian dari tujuan kegiatan UNDWC adalah menjangkau mereka yang memerlukan bantuan, terutama kaum perempuan dan anak-anak, dengan cara mendukung proyek-proyek kemanusiaan di negara-negara yang amat memerlukannya. Kelompok ini juga menekankan apresiasi terhadap budaya dan tradisi dari masyarakat dunia yang terwakili pada negara-negara anggota PBB.

Pada tanggal 11 Maret 2008 yang lalu, dalam rangka perayaan Hari Perempuan Internasional, UNDWC telah menyelenggarakan pertunjukan kebudayaan berjudul “Women for Peace” bertempat di General Assembly Hall, Markas Besar PBB, untuk mendukung tercapainya perdamaian di dunia. Inisiatif tersebut bertujuan untuk menyebarluaskan, memperkuat dan memajukan target Global Movement of Peace dalam konteks Decade for a Culture of Peace (2001- 2010) .Acara tersebut juga dimaksudkan untuk pengumpulan dana beasiswa bagi lima orang kandidat wanita mewakili lima benua yang akan disekolahkan di United Nations University of Peace di Costa Rica.



Tari Quadrille dari Perancis


Tari Yapong dari Indonesia

Pertunjukan yang diawali dengan sambutan dari istri Sekjen PBB Mrs. Ban Soon-taek tersebut terdiri dari persembahan budaya yang sangat menarik dari berbagai wilayah dunia, yaitu Afrika, Asia, Eropa, Amerika Latin, dan Timur Tengah. Perancis menampilkan “Le Bal d’Europe” dengan tarian quadrille, square-dance formal tradisional abad ke-19 yang dahulu populer di pesta-pesta kerajaan Eropa. Pada malam yang penuh dengan ragam budaya tersebut, Indonesia menyuguhkan tari Yapong karya Bagong Kusudihardjo dari kelompok Sanggar Saung Budaya New York yang mendapatkan reaksi dan sambutan hangat dari seluruh penonton. Satu negara Asia lain yang turut serta adalah Cina yang mempersembahkan balet dan akrobat “Swan Lake”. Pertunjukan ini begitu memukau karena sepasang pebalet ini tidak hanya indah dalam membawakan interpretasi mereka terhadap karya besar Pyotr Ilyich Tchaikovsky, tapi meliuk-liukkan tubuh mereka dan pebalet wanitanya bisa berdiri jinjit di atas kepala pasangannya dengan satu kaki!


Balet akrobat dari Cina



Pebalet ini bisa jinjit di atas kepala!

Suara-suara indah berkumandang pula malam itu di General Assembly Hall. Lagu-lagu seriosa, lantunan piano membawakan karya-karya klasik musisi besar abad-abad lalu, hentakan drum kelompok Drum CafĂ© dari Afrika Selatan, semua mewarnai nuansa kedamaian yang menyelimuti segenap hati para penonton yang berkesempatan menghadiri perayaan kebudayaan ini. Acara ditutup dengan menyenandungkan bersama lagu “Imagine” karya John Lennon, yang sarat dengan pesan-pesan kedamaian.


DWP PTRI New York berfoto bersama para penari dari Sanggar Saung Budaya New York


Damai di bumi mungkin hanya sebuah mimpi, seperti yang dikatakan Lennon dalam lagunya. Namun sebagai kaum perempuan, seperti yang didambakan oleh UNDWC, kita semua dapat bersatu padu mencapai angan-angan tersebut bermula dengan cara saling memahami melalui kegiatan kebudayaan. UNDWC melalu event “Women for Peace” telah berhasil menyampaikan pesan tersebut.

No comments: