04 March, 2008

Acara Temu Muka Ibu Dewi Motik dengan anggota DWP PTRI New York

Ibu Dewi Motik Pramono (tengah) didampingi oleh salah seorang anggota Kowani Ibu Adriani Uli Silalahi (kanan) dan Ny. Rizky Taihitu (moderator) saat temu wicara berlangsung.


Pada hari yang sama setelah acara pertemuan dengan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Prof Dr. Meutia Hatta Swasono, diadakah pula acara temu muka dengan Ibu Dewi Motik. Beliau didampingi oleh salah seorang anggota Kowani yaitu Ibu Adriani Uli Silalahi.

Ibu Dewi Motik yang nama lengkapnya adalah Dr. Cri Puspa Dewi Motik Pramono, MSc merupakan ibu rumah tangga yang juga seorang pengusaha, penulis, pengajar, dosen, pembicara di berbagai seminar dan juri di berbagai perlombaan. Beliau aktif dalam berbagai kegiatan usaha, pendidikan dan kemasyarakatan. Lahir dengan nama Cri Puspa Dewi Motik di Jakarta pada tanggal 10 Mei 1949. Tahun 1975 menikah dengan Pramono Soekasno dan dianugrahi 2 (dua) orang anak yaitu Moza Pramita Pramono dan Adimaz Prarezeki Indramuda Pramono. Setelah pernikahan itulah namanya lebih dikenal dengan Dewi Motik Pramono

Ketika masih lajang, Dewi Motik pernah terpilih sebagai Ratu Luwes di Imada (Ikatan Mahasiswa Djakarta) tahun 1968. Pada tahun yang sama, ia juga terpilih sebagai salah satu pemenang None Jakarta dan sebagai Ratu Jakarta Fair. Kemudian pada tahun 1974 dinobatkan sebagai Top Model of the Year. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1977 terpilih sebagai Wanita Karier Ideal dan pada tahun 1981 terpilih sebagai Wanita Berbusana Terbaik dan pada tahun 1989 terpilih sebagai Wanita Excecutive Berbusana Terbaik.

Ia memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IKIP Jakarta dan Sarjana Seni Rupa di Florida International University, Miami, USA. Ia juga telah menyelesaikan S2 Bidang Pengkajian Ketahanan Nasional (PKN) dan mendapat gelar MSi dari Universitas Indonesia. Awal Agustus 2002 Cri Puspa Dewi Motik Pramono, berhasil meraih gelar doktor. Gelar itu diraihnya setelah ia menyelesaikan pendidikan S-3 bidang Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup dari Universitas Negeri Jakarta.

Pertemuan kali ini juga merupakan kesempatan langka bagi anggota DWP PTRI New York karena bisa mendengarkan secara langsung pengalaman beliau hingga menjadi salah satu tokoh perempuan yang sukses di tanah air. Prinsip utama yang selalu beliau lakukan adalah berbuat dan berusaha. “Biar kita melakukan sesuatu dari apa yang kita miliki, walaupun kecil tapi solid. Jangan banyak meminta tapi tidak pernah berbuat-buat apa-apa. Prinsip saya selalu make it from nothing to something,” paparnya. Prinsip kedua yang dikemukakannya adalah “Make it happen” menghadirkan sesuatu menjadi nyata. Bukan hanya berbicara konsep, namun mengadakan tindakan nyata dan berpengaruh terus.
Peserta temu wicara bergambar bersama tampak dibarisan pertama dari kiri-kanan Ibu Non Azizah Hasan Kleib (Ketua DWP PTRI New York), Ibu Sranya Natalegawa (Penasehat DWP PTRI New York) dan Ibu Dewi Motik Pramono
Menarik juga dari kedua pertemuan ini adalah banyak dari Ibu-Ibu mengajukan pertanyaan berkaitan dengan kekhawatiran mereka akan kualitas tontonan televisi di tanah air juga begitu mudahnya anak-anak dibawah umur untuk mendapatkan materi-materi berbau pornografi. Itulah mengapa Kementrian Pemberdayaan Perempuan berjuang terus agar supaya UU Pornografi bisa segera tersusun.


(Rizky Taihitu)

No comments: