“It was a wonderful performance…”
“It’s very relaxing…”
“It’s a divergence from the hectic life in New York”
“The slow tempo (of the ceremony) and the music are very soothing”
“It’s very relaxing…”
“It’s a divergence from the hectic life in New York”
“The slow tempo (of the ceremony) and the music are very soothing”
Perkawinan adat Jawa menampilkan prosesi yang penuh dengan simbolisme dan ritual. Oleh sebab itu, upacara dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti dengan mudah dan logis oleh para tamu undangan. H
ampir seluruh komponen upacara dilakukan sesuai dengan tradisi, seperti Balangan Suruh di mana kedua mempelai saling melemparkan daun sirih (menurut adat, unsur ini dilakukan untuk memastikan bahwa pengantinnya adalah benar manusia dan bukan gadungan). Namun untuk upacara Wiji Dadi, di mana seharusnya pengantin pria memecahkan telur dan pengantin putri kemudian membasuh kaki yang digunakan untuk menginjak telur tadi, dihapus dan digantikan dengan cara kedua mempelai tetap berdiri sama tinggi dan saling menghormati. Begitulah, prosesi demi prosesi dilaksanakan hingga saat Timbang, di mana kedua mempelai harus duduk di pangkuan ayahanda. Penonton tertawa geli karena tidak terbayang beratnya! Namun ketika dijelaskan oleh MC bahwa timbang dilakukan untuk menyatakan bahwa orangtua mengasihi kedua anak sama beratnya, para tamu berseru “Oooo”, tanda mengerti.
Walaupun penuh dengan simbolisme dan ritual, hadirin yang terdiri dari berbagai bangsa dapat memahami paket pagelaran upacara pernikahan adat Jawa yang dipertunjukkan - tanpa mengetahui bahwa sudah terjadi modifikasi di sana-sini! Acara yang awalnya diisi dengan ritme dan tempo yang menenangkan, diakhiri dengan suasana yang penuh dengan tawa dan rasa kekeluargaan. Semua tampak puas dan terkesan, baik itu penonton maupun penyelenggara .