Kamis pagi, sebelas Januari duaributujuh, ibu-ibu DWP PTRI NY semua sibuk dengan tugasnya masing-masing. Hari itu DWP menyelenggarakan acara di awal tahun yaitu ALC (ASEAN Ladies Circle) Get Together Nasi Padang Gathering. Nama ini dipilih oleh Patron dari Malaysia, yang menunjukkan kesukaanya pada nasi padang.
Dari pintu yang berlawanan, Ibu Rina dan kawan-kawan sibuk membawa doorprizes yang jumlahnya banyak sekali, dan sibuk menatanya hingga membuat tumpukan barang-barang tersebut terlihat sangat mengundang. Ibu Mira lain lagi kesibukannya. Ia sibuk mondar-mandir memantau kebersihan dan kelayakan ruangan, sampai ke kamar kecil. Sedangkan Ibu Kiki sibuk membidik sasaran fotografinya. Yang pasti, ibu-ibu dengan senang hati menjadi sasaran jepretannya. Ibu Utami kemudian terlihat sibuk mempersiapkan para penari yang akan mempertunjukkan kebolehannya menari Tari Piring hari ini. Yang belum terlihat adalah Ibu Tati yang membawa makanan, kemanakah ia gerangan? Ia membuat kami semua tegang, karena acara akan segera dimulai. Namun, pada jam 11.45, 15 menit sebelum acara dimulai, Bu Tati sudah terlihat tenang di ruangan dan makanan sudah tertata dengan apik.
Bertemu sesama orang ASEAN memang mengasyikkan. Percakapan-percakapanpun menjadi seru, karena banyak pendatang baru. Bukan hanya dari para tamu yang cukup banyak terlihat wajah baru, dari lingkungan DWP PTRI pun banyak terlihat wajah baru! Bayangkan saja, bagi 7 orang ibu-ibu yang baru datang, ini adalah acara pertama bagi mereka dalam kaitannya dengan acara ibu-ibu. Diantaranya tampak Ibu Hasan Kleib, yang baru datang beberapa minggu mendampingi Bapak Hasan Kleib yang menjabat Dewatapri II di PTRI NY. Bersama dengan Ibu Hasan Kleib, terlihat pula Ibu Tanti Budiman, Ibu Putu Adnyana, Ibu Dewi Sidharto, Ibu Ine Mulyana, Ibu Yanti Djaelani, dan Ibu Ratna Triyogo.
Jam 11.30 acarapun dimulai. Setelah dibuka oleh MC Ibu Dewi Sidharto, welcoming speech kemudian diberikan oleh Patron Indonesia untuk ALC, Ibu Sally Jenie. Dalam pidatonya, Ibu Sally antara lain mengatakan bahwa sebagai penyelenggara pertama dalam kegiatan ALC dalam bentuk baru, acara-acara serupa akan diadakan oleh tuan-tuan rumah lain dalam lingkungan ASEAN dua bulan sekali.
(Ibu Sally Jenie berbincang-bincang dengan salah seorang undangan)
Setelah itu, tiba-tiba lampu dimatikan. Dalam kegelapan suasana, terdengar suara piring-piring bergetar dengan keras. Ternyata para penari sedang memasuki ruangan. Lampu sorotpun ditujukan kepada mereka yang kemudian mempertunjukkan tarian piring dari Sumatera Barat yang heboh itu. Semua penonton terlihat tegang melihat piring-piring diputar balikkan dengan luwesnya oleh para penari yang merupakan putri-putri dari masyarakat Indonesia di New York. Akankah piring-piring itu beterbangan? Tentu saja tidak. Piring-piring itu ditarikan dengan hidupnya. Bahkan salah satu penari menari sambil bergulingan di lantai melewati piring. Semua penonton amat terpesona, sampai-sampai tepukan tidak henti-hentinya diberikan.
Makan siang sesuai dengan tema acara secara keseluruhan, yaitu menu Nasi Padang. Rendang, Gulai Nangka, Udang balado beserta kawan-kawannyapun tampil, dengan desert tradisional Sumatera Barat, yaitu Kue Ruo. Off the record, karena saya yang kebagian membuat kue Ruo ini dan karena kue Ruo sarat dengan telur dan susu, maka susunya saya ganti dengan susu Non Fat. Sedikit melenceng dari resep tradisional ibu saya :)
Acara siang ini memang patut membuat semua yang datang puas. Bagaimana tidak, selain pertunjukan dan makanan yang tidak biasa, semua orang kebagian door-prize. Door prize yang terdiri dari barang-barang yang berguna, maupun pajangan-pajangan seperti kristal dan porselein pun dibawa pulang oleh setiap ibu-ibu tanpa kecuali. Acarapun ditutup, dan lagu-lagu jazz dari CD ibu Tantri kembali mengumandang. Kini giliran ibu Venny yang sibuk mengumpulkan laporan pertanggung jawaban keuangan dari para ibu-ibu. Well done, ibu-ibu! You all did a great job.
Ira Petranto.